Pages

Tuesday, November 30, 2010

Kerangka Karangan (OutLine)

Pengertian

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final disebut outline sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final. Kerangka karangan menjamin suatu penyusun yang logis dan teratur, serta penulis dapat membedakan mana yang gagasan utama dan mana yang termasuk gagasan tambahan.

Manfaat kerangka karangan bagi penulis :

a. Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.

b. Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan sehingga dapat dipastikan apakah hubungan dari gagasan-gagasan tersebut sudah tepat dan apakah penyajian gagasan tersebut sudah baik atau belum.

c. Memudahkan penulis untuk menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Tujuannya agar pembaca dapat terpikat secara terus menerus maka penyusunan klimaksnya harus diatur sedemikian rupa sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda dan pembaca pun semakin berminat membaca tulisan tersebut.

d. Menghindari penulisan topik ganda (dua kali atau lebih). Penulisan topik dua kali atau lebih membawa pengaruh yang kurang baik. Selain membuang waktu, tenaga dan materi, juga dapat membuat pembaca bosan. Untuk itu apabila tidak dapat dihindari, maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik akan diuraikan, sedangkan di bagian lainnya hanya ditambahkan unsur-unsur tambahannya saja.

e. Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan menggunakan rincian-rincian dari kerangka karangan, penulis dapat dengan mudah mencari data-data untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya.

Macam-macam susunan kerangka karangan :

Pola alamiah

Unit-unit karangan berurutan sesuai keadaan alam / dimensi kehidupan manusia.

Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :

a. Kronologis ( waktu )

Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap – tahap kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.

Contohnya : Topik ( riwayat hidup seorang penulis )

ð asal usul penulis

ð pendidikan si penulis

ð kondisi kehidupan penulis

ð karir penulis

b. Spasial ( ruang )

Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasanya di gunakan dalam tulisan – tulisan yang bersifat deskriptif .

c. Topik yang ada

Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di kenal dengan bagian – bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian – bagian itu harus di jelaskan berturut – turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian – bagiannya itu.

Pola Logis

Unit-unit karangan berurutan sesuai pendekatan logika / pola pikir manusia. Pola logis dapat dibagi menjadi 6, yaitu :

a. Klimaks dan antiklimaks

Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.

Contoh : Topik ( Merapi Meletus )

ð Dampak Merapi

ð Keresahan masyarakat

ð Banyaknya penyakit yang bermunculan

ð Tempat tinggal sementara untuk para korban

b. Kausal

Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat, dan urutan akibat ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian – perincian yang menelusuri akibat – akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan – persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya .

Contoh : Topik ( Penyebab anak mudah terserang penyakit)

ð Aktivitas anak

ð Pola hidup sehat

ð Lingkungan tempat tinggal anak dan lingkungan bermain

c. Pemecahan masalah

Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang – kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif – alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.

Contoh : Topik ( virus flu babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya )

ð Apa itu virusH1N1

ð Bahaya virus H1N1

ð Cara penanggulangannya

d. Umum khusus

Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus).

Contoh : Topik ( pengaruh internet )

ð Para pangguna internet

ð Manfaat internet

· Media informasi

· Bisnis

· Jaringan ocial

ð Dan lain – lain

e. familiaritas

Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur – angsur pindah kepada hal – hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan – keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.

Contoh : Topik (Teknologi Komputer)

- Definisi komputer

- Manfaat komputer

- Jenis-jenis hardware dan software

- Aplikasi terbaru

f. akseptabilitas

Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca

Contoh : Topik (Bantuan untuk korban merapi lebih kepada penyediaan obat-obatan)

Topik tersebut akan mengundang pembaca menyetujui gagasan tersebt atau tidak.

Nama : Eko Harmiko(10108684)

Tugas Bahasa Indonesia ke-7

Sumber : http://shllyguttya.blogspot.com/2010/11/kerangka-karangan-outline.html

No comments:

Post a Comment