KEBURUKAN STRUKTUR ORGANISASI GARIS/STAFF dan FUNGSIONAL PADA SUATU INSTITUSI PENDIDIKAN
ORGANISASI DAN PERILAKU KEORGANISASIAN
Pengertian Organisasi
Organisasi merupakan sala satu sarana untuk mencapai tujuan perusahaan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan seorang pimpinan dengan organisasi yang tercipta di perusahaan yang bersangkutan.Jadi keberhasilan perusahaan tergantung pada struktur organisasi yang dianut.
Kebutuhan perusahaan akan pentingnya peranan organisasi akan di sesuaikan dengan seberapa besar anggota perusahaannya .Karena semakin sedikit anggota perusahaan maka semakin sederhana pula fungsi-fungsi pengorganisasian yang dilakukan. Demikian juga jika perusahaan yang mula-mula anggotanya sedikit kemudian berkembang sehingga jumlah anggotanya terus bertambah .
Pola Organisasi
Pola organisasi dibagi menjadi dua bagian yaitu organisasi Formal dan organisasi informal. Umumnya setiap organisasi formal biasanya mengandung kedua unsur pola tersebut di mana organisasi formalnya yang dijadikan pedoman tegas dalam struktur organisasinya. Sedangkan organisasi informalnya akan dengan sendirinya muncul karena kebutuhan karyawan untuk bermasyarakat atau bersosialisai dan berhubungan dengan karyawan yang lain.
Organisasi Formal
Merupakan oganisasi yang dibentuk secara sadar dan mempunyai tujuan tertentu yang disadari pula dengan mengunakan sistem tugas, hubungan wewenang, tanggung jawab maupun pertangung jawaban dirancang oleh manager agar pekerjaan dapat sesuai dengan peraturan yang telah disepakati bersama.
Organisasi Informal
merupakan organisasi yang tercipta karena adanya hubungan antar pribadi yang secar tidak sadar keberadaannya tanpa disadarkan pada hubungan wewenag formal pada struktur organisasi maupu kesepakatan tujuan bersama.
Struktur Organisasi
Adalah kelanjutan dari bentuk pola organisasi. Struktur organisasi secara otomatis menjadi perwujudan dari struktur organisasi formal dengan cara menganalisa jabatan-jabatan apa saja yang diperlukan dalam mencapai tujuan dan menentukan kualifikasi maupun jumlah orang yang diperlukan untuk mngusi jabatan yang telah ditetapkan.
Struktur organisasi dibentuk berdasarkan pada komponen organisasi :
1) Interaksi kemanusiaan.
2) Kegiatan yang terarah ke tujan.
3) Struktur.
Bedasarkan komponen organissi seorang manajer harus dapat mengkoordinir kegiatan-kegiatan karyawan dalam mncapai tujuan organisasi. Namun, struktur organisasi harus memberi penjelasan bagaimana pembagian kekuasaan (authority=wewenang) dan bagaimana pertanggung jawabanya.
Hubungan wewenang dan tanggun jawab dalam struktur organisasi dapat dilihat di bawah ini:
Gambar: hubungan wewenang dan tanggung jawab pada struktur organisasi organisasi
Bentuk Organisasi
Bentuk organisasi dapat dibagi menjadi 6 golongan ,yaitu :
1. Organisasi lini
2. Organisasi Fungsional
3. Organisasi Lini dan Staff
4. Organisasi Fungsional dan Lini
5. Organisasi Matrik
6. Organisasi Komite
Contoh
1. Organisasi Fungsional
1.1 Organisasi fungsional pada institusi pendidikan
Organisasi fungsional adalah organisasi dmn wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus.
Ciri-ciri organisasi fungsional adalah sebagai berikut :
1. Organisasi kecil
2. Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok staff ahli
3. Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas
4. Target yang dicapai jelas dan pasti
5. Pengawasan dilakukan secara ketat
Kebaikan dan Keburukan nya adalah :
a. Kebaikan
1. Program terarah,jelas,dan cepat
2. Anggaran ,personalia dan sarana tepat dan sesuai
3. Kenaikan pangkat pejabat fungsional cepat.
b. Kebutukan
1. Pejabat fungsional bingung dalam mengikuti prosedur administrasi
2. Koordinasi sulit dilaksanakan
3. Pangkat pejabat fungsional lebih tinggi dibandingkan dengan kepala unit sehingga inspeksi sulit dilaksanakan
Bentuk struktur organisasi fungsional pada institusi Pendidikan.
Monday, December 28, 2009
KEBURUKAN STRUKTUR ORGANISASI GARIS/STAFF dan FUNGSIONAL PADA SUATU INSTITUSI PENDIDIKAN
ORGANISASI DAN PERILAKU KEORGANISASIAN
Pengertian Organisasi
Organisasi merupakan sala satu sarana untuk mencapai tujuan perusahaan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan seorang pimpinan dengan organisasi yang tercipta di perusahaan yang bersangkutan.Jadi keberhasilan perusahaan tergantung pada struktur organisasi yang dianut.
Kebutuhan perusahaan akan pentingnya peranan organisasi akan di sesuaikan dengan seberapa besar anggota perusahaannya .Karena semakin sedikit anggota perusahaan maka semakin sederhana pula fungsi-fungsi pengorganisasian yang dilakukan. Demikian juga jika perusahaan yang mula-mula anggotanya sedikit kemudian berkembang sehingga jumlah anggotanya terus bertambah .
Pola Organisasi
Pola organisasi dibagi menjadi dua bagian yaitu organisasi Formal dan organisasi informal. Umumnya setiap organisasi formal biasanya mengandung kedua unsur pola tersebut di mana organisasi formalnya yang dijadikan pedoman tegas dalam struktur organisasinya. Sedangkan organisasi informalnya akan dengan sendirinya muncul karena kebutuhan karyawan untuk bermasyarakat atau bersosialisai dan berhubungan dengan karyawan yang lain.
Organisasi Formal
Merupakan oganisasi yang dibentuk secara sadar dan mempunyai tujuan tertentu yang disadari pula dengan mengunakan sistem tugas, hubungan wewenang, tanggung jawab maupun pertangung jawaban dirancang oleh manager agar pekerjaan dapat sesuai dengan peraturan yang telah disepakati bersama.
Organisasi Informal
merupakan organisasi yang tercipta karena adanya hubungan antar pribadi yang secar tidak sadar keberadaannya tanpa disadarkan pada hubungan wewenag formal pada struktur organisasi maupu kesepakatan tujuan bersama.
Struktur Organisasi
Adalah kelanjutan dari bentuk pola organisasi. Struktur organisasi secara otomatis menjadi perwujudan dari struktur organisasi formal dengan cara menganalisa jabatan-jabatan apa saja yang diperlukan dalam mencapai tujuan dan menentukan kualifikasi maupun jumlah orang yang diperlukan untuk mngusi jabatan yang telah ditetapkan.
Struktur organisasi dibentuk berdasarkan pada komponen organisasi :
1) Interaksi kemanusiaan.
2) Kegiatan yang terarah ke tujan.
3) Struktur.
Bedasarkan komponen organissi seorang manajer harus dapat mengkoordinir kegiatan-kegiatan karyawan dalam mncapai tujuan organisasi. Namun, struktur organisasi harus memberi penjelasan bagaimana pembagian kekuasaan (authority=wewenang) dan bagaimana pertanggung jawabanya.
Hubungan wewenang dan tanggun jawab dalam struktur organisasi dapat dilihat di bawah ini:
Gambar: hubungan wewenang dan tanggung jawab pada struktur organisasi organisasi
Bentuk Organisasi
Bentuk organisasi dapat dibagi menjadi 6 golongan ,yaitu :
1. Organisasi lini
2. Organisasi Fungsional
3. Organisasi Lini dan Staff
4. Organisasi Fungsional dan Lini
5. Organisasi Matrik
6. Organisasi Komite
Contoh
Organisasi Lini/Garis dan Staff
Organisasi garis dan staff adalah suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dan sepenuhnya dipucuk pimpinan kepala bagian dibawahnya serta masing-masing pejabat ,manajer di tempatkan satu atau lebih pejabat staff yang tidak mempunyai wewenang memerintah tetapi hanya sebagai penasihatan ,misalnya mengenai masalah kearsipan ,keuangan ,personel dan sebagainya
Ciri-ciri organisasi ini adalah :
1. Hubungan atasan dan bawahan tidak seluruhnya secara langsung.
2. Karyawan banyak
3. Organisasi besar
4. Ada dua kelompok kerja dalam organisasi sehingga di tekan adanya spesialisasi :
a. Personel lini/garis
b. Personel staff
Kebaikan dan Keburukan organisasi staff dan Lini/Garis adalah:
a. Kebaikan
1. Adanya pembagian tugas yang jelas
2. Kerjasama dan koordinasi dapat dilaksanakan dengan jelas
3. Pengembangan bakat segenap anggota terjamin
4. Staffing dilaksanakan sesuai dengan prinsip the right man on the right place
5. Bentuk organisasi ini fleksibel untuk diterapkan
b. Keburukan
1. Tugas pokok orang-orang sering di nomor dua kan .
2. Proses decesion making berliku-liku
3. Jiks pertimbangan tidak terkontrol maka sering menimbulkan nepotism spoil system patronage
4. Persaingan tidak sehat antara pejabat yang satu dengan pejabat yang lainnya.
Bentuk struktur organisasi staff dan garis
Pengertian Organisasi
Organisasi merupakan sala satu sarana untuk mencapai tujuan perusahaan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan seorang pimpinan dengan organisasi yang tercipta di perusahaan yang bersangkutan.Jadi keberhasilan perusahaan tergantung pada struktur organisasi yang dianut.
Kebutuhan perusahaan akan pentingnya peranan organisasi akan di sesuaikan dengan seberapa besar anggota perusahaannya .Karena semakin sedikit anggota perusahaan maka semakin sederhana pula fungsi-fungsi pengorganisasian yang dilakukan. Demikian juga jika perusahaan yang mula-mula anggotanya sedikit kemudian berkembang sehingga jumlah anggotanya terus bertambah .
Pola Organisasi
Pola organisasi dibagi menjadi dua bagian yaitu organisasi Formal dan organisasi informal. Umumnya setiap organisasi formal biasanya mengandung kedua unsur pola tersebut di mana organisasi formalnya yang dijadikan pedoman tegas dalam struktur organisasinya. Sedangkan organisasi informalnya akan dengan sendirinya muncul karena kebutuhan karyawan untuk bermasyarakat atau bersosialisai dan berhubungan dengan karyawan yang lain.
Organisasi Formal
Merupakan oganisasi yang dibentuk secara sadar dan mempunyai tujuan tertentu yang disadari pula dengan mengunakan sistem tugas, hubungan wewenang, tanggung jawab maupun pertangung jawaban dirancang oleh manager agar pekerjaan dapat sesuai dengan peraturan yang telah disepakati bersama.
Organisasi Informal
merupakan organisasi yang tercipta karena adanya hubungan antar pribadi yang secar tidak sadar keberadaannya tanpa disadarkan pada hubungan wewenag formal pada struktur organisasi maupu kesepakatan tujuan bersama.
Struktur Organisasi
Adalah kelanjutan dari bentuk pola organisasi. Struktur organisasi secara otomatis menjadi perwujudan dari struktur organisasi formal dengan cara menganalisa jabatan-jabatan apa saja yang diperlukan dalam mencapai tujuan dan menentukan kualifikasi maupun jumlah orang yang diperlukan untuk mngusi jabatan yang telah ditetapkan.
Struktur organisasi dibentuk berdasarkan pada komponen organisasi :
1) Interaksi kemanusiaan.
2) Kegiatan yang terarah ke tujan.
3) Struktur.
Bedasarkan komponen organissi seorang manajer harus dapat mengkoordinir kegiatan-kegiatan karyawan dalam mncapai tujuan organisasi. Namun, struktur organisasi harus memberi penjelasan bagaimana pembagian kekuasaan (authority=wewenang) dan bagaimana pertanggung jawabanya.
Hubungan wewenang dan tanggun jawab dalam struktur organisasi dapat dilihat di bawah ini:
Gambar: hubungan wewenang dan tanggung jawab pada struktur organisasi organisasi
Bentuk Organisasi
Bentuk organisasi dapat dibagi menjadi 6 golongan ,yaitu :
1. Organisasi lini
2. Organisasi Fungsional
3. Organisasi Lini dan Staff
4. Organisasi Fungsional dan Lini
5. Organisasi Matrik
6. Organisasi Komite
Contoh
Organisasi Lini/Garis dan Staff
Organisasi garis dan staff adalah suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dan sepenuhnya dipucuk pimpinan kepala bagian dibawahnya serta masing-masing pejabat ,manajer di tempatkan satu atau lebih pejabat staff yang tidak mempunyai wewenang memerintah tetapi hanya sebagai penasihatan ,misalnya mengenai masalah kearsipan ,keuangan ,personel dan sebagainya
Ciri-ciri organisasi ini adalah :
1. Hubungan atasan dan bawahan tidak seluruhnya secara langsung.
2. Karyawan banyak
3. Organisasi besar
4. Ada dua kelompok kerja dalam organisasi sehingga di tekan adanya spesialisasi :
a. Personel lini/garis
b. Personel staff
Kebaikan dan Keburukan organisasi staff dan Lini/Garis adalah:
a. Kebaikan
1. Adanya pembagian tugas yang jelas
2. Kerjasama dan koordinasi dapat dilaksanakan dengan jelas
3. Pengembangan bakat segenap anggota terjamin
4. Staffing dilaksanakan sesuai dengan prinsip the right man on the right place
5. Bentuk organisasi ini fleksibel untuk diterapkan
b. Keburukan
1. Tugas pokok orang-orang sering di nomor dua kan .
2. Proses decesion making berliku-liku
3. Jiks pertimbangan tidak terkontrol maka sering menimbulkan nepotism spoil system patronage
4. Persaingan tidak sehat antara pejabat yang satu dengan pejabat yang lainnya.
Bentuk struktur organisasi staff dan garis
Sunday, November 29, 2009
SOLUSI UNTUK MEMECAHKAN MASALAH DALAM SUATU ORGANISASI
Dalam mempersiapkan pemecahan masalah ,manajer memandang perusahaan sebagai suatu sistem dengan memahami lingkungan perusahaan dan mengidentifikasi subsistem-subsistem dalam perusahaan. Dalam mendefinisikan masalah manajer bergerak dari tingkat sistem ke subsistem dan menganalisis begian-bagian sistem menurut suatu urutan tertentu .Dalam memecahkan masalah manajer mengidentifikasi berbagai solusi alternatif mengevaluasinya, seperti mempertimbangkan dampak dari kerugian dan keuntungan dari setiap solusi alternatif. Dan memilih solusi yang terbaik serta menerapkannya dan membuat tindak lanjut untuk memastikan solusi itu efektif
nama : eko harmiko
npm : 10108684
kls : 2KA02
nama : eko harmiko
npm : 10108684
kls : 2KA02
PENGAMBILAN KEPUTUSAN dan SOLUSI, DALAM ORGANISASI DI TENGAH TERJADINYA KONfLIK
Definisi konflik
Konflik merupakan suatu gejala dimana individu atau kelompok menujukan sikap atau perilaku “bermusuhan” terhadap individu atau kelompok lain sehingga mempengaruhi kinerja dari sala satu pihak atau semua pihak yang terlibat.
Pandangan Terhadap Konflik
Terdapat perbedaan pandangan terhadap peran konflik dalam kelompok atau organisasi. Ada yang berpendapat bahwa konflik harus dihindari atau dihilangkan, karena jika dibiarkan maka akan merugikan organisasi. Berlawanan dengan ini, pendapat lain menyatakan bahwa jika konflik dikelola sedemikian rupa maka konflik tersebut akan membawa keuntungan bagi kelompok atau organisasi.
Faktor-faktor
Konflik muncul karena ada yang melatarbelakanginya (antecedent conditions) .kondisi tersebut yang disebut juga sebagai sumber terjadinya konflik ,terdiri dari tiga kategori yaitu: komunikasi ,struktur,variable pribadi
.Komunikasi
Komunikasi yang buruk, dalam arti komunikasi yang menimbulkan kesalahpahaman antara pihak-pihak yang terlibat, dapat menjadi sumber konflik. Suatu hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan semantik, pertukaran informasi yang tidak cukup, dan gangguan dalam saluran komunikasi merupakan penghalang terhadap komunikasi dan menjadi kondisi anteseden untuk terciptanya konflik.
Struktur
Struktur. Istilah struktur dalam konteks ini digunakan dalam artian yang mencakup: ukuran (kelompok), derajat spesialisasi yang diberikan kepada anggota kelompok, kejelasan jurisdiksi (wilayah kerja), kecocokan antara tujuan anggota dengan tujuan kelompok, gaya kepemimpinan, sistem imbalan, dan derajat ketergantungan antara kelompok. Penelitian menunjukkan bahwa ukuran kelompok dan derajat spesialisasi merupakan variabel yang mendorong terjadinya konflik. Makin besar kelompok, dan makin terspesialisasi kegiatannya, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya konflik.
Variabel Pribadi
Variabel Pribadi. Sumber konflik lainnya yang potensial adalah faktor pribadi, yang meliputi: sistem nilai yang dimiliki tiap-tiap individu, karakteristik kepribadian yang menyebabkan individu memiliki keunikan (idiosyncrasies) dan berbeda dengan individu yang lain. Kenyataan menunjukkan bahwa tipe kepribadian tertentu, misalnya, individu yang sangat otoriter, dogmatik, dan menghargai rendah orang lain, merupakan sumber konflik yang potensial. Jika salah satu dari kondisi tersebut terjadi dalam kelompok, dan para karyawan menyadari akan hal tersebut, maka muncullah persepsi bahwa di dalam kelompok terjadi konflik. Keadaan ini disebut dengan konflik yang dipersepsikan (perceived conflict). Kemudian jika individu terlibat secara emosional, dan mereka merasa cemas, tegang, frustrasi, atau muncul sikap bermusuhan, maka konflik berubah menjadi konflik yang dirasakan (felt conflict). Selanjutnya, konflik yang telah disadari dan dirasakan keberadaannya itu akan berubah menjadi konflik yang nyata, jika pihak-pihak yang terlibat
Untuk menangani konflik yg terjadi seseorang perlu bersikap empati,yaitu bisa memahami keadaan sebagaimana yang di lihat oleh para pelaku penting yang terlibat konflik.
Manajer atau Pimpinan harus proaktif untuk mengidentifikasikan keberadaan kondisi tersebut dalam organisasinya.Untuk itulah maka manajer harus memiliki kemampuan untuk mengelola konflik sehingga konflik tidak menjadi factor yang mengancam keberlangsungan hidup organisasi.
Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi dari pemimpin yakni akan memberikan solusi yang terbaik .Sala satu kunci dalam tahapan pengambilan keputusan yaitu:
· Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasi permasalahan
· Tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif2 pemecahan masalah
· Tahap melaksanakan kuputusan melaporkan hasil
nama : eko harmiko
npm : 10108684
kls : 2KA02
Konflik merupakan suatu gejala dimana individu atau kelompok menujukan sikap atau perilaku “bermusuhan” terhadap individu atau kelompok lain sehingga mempengaruhi kinerja dari sala satu pihak atau semua pihak yang terlibat.
Pandangan Terhadap Konflik
Terdapat perbedaan pandangan terhadap peran konflik dalam kelompok atau organisasi. Ada yang berpendapat bahwa konflik harus dihindari atau dihilangkan, karena jika dibiarkan maka akan merugikan organisasi. Berlawanan dengan ini, pendapat lain menyatakan bahwa jika konflik dikelola sedemikian rupa maka konflik tersebut akan membawa keuntungan bagi kelompok atau organisasi.
Faktor-faktor
Konflik muncul karena ada yang melatarbelakanginya (antecedent conditions) .kondisi tersebut yang disebut juga sebagai sumber terjadinya konflik ,terdiri dari tiga kategori yaitu: komunikasi ,struktur,variable pribadi
.Komunikasi
Komunikasi yang buruk, dalam arti komunikasi yang menimbulkan kesalahpahaman antara pihak-pihak yang terlibat, dapat menjadi sumber konflik. Suatu hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan semantik, pertukaran informasi yang tidak cukup, dan gangguan dalam saluran komunikasi merupakan penghalang terhadap komunikasi dan menjadi kondisi anteseden untuk terciptanya konflik.
Struktur
Struktur. Istilah struktur dalam konteks ini digunakan dalam artian yang mencakup: ukuran (kelompok), derajat spesialisasi yang diberikan kepada anggota kelompok, kejelasan jurisdiksi (wilayah kerja), kecocokan antara tujuan anggota dengan tujuan kelompok, gaya kepemimpinan, sistem imbalan, dan derajat ketergantungan antara kelompok. Penelitian menunjukkan bahwa ukuran kelompok dan derajat spesialisasi merupakan variabel yang mendorong terjadinya konflik. Makin besar kelompok, dan makin terspesialisasi kegiatannya, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya konflik.
Variabel Pribadi
Variabel Pribadi. Sumber konflik lainnya yang potensial adalah faktor pribadi, yang meliputi: sistem nilai yang dimiliki tiap-tiap individu, karakteristik kepribadian yang menyebabkan individu memiliki keunikan (idiosyncrasies) dan berbeda dengan individu yang lain. Kenyataan menunjukkan bahwa tipe kepribadian tertentu, misalnya, individu yang sangat otoriter, dogmatik, dan menghargai rendah orang lain, merupakan sumber konflik yang potensial. Jika salah satu dari kondisi tersebut terjadi dalam kelompok, dan para karyawan menyadari akan hal tersebut, maka muncullah persepsi bahwa di dalam kelompok terjadi konflik. Keadaan ini disebut dengan konflik yang dipersepsikan (perceived conflict). Kemudian jika individu terlibat secara emosional, dan mereka merasa cemas, tegang, frustrasi, atau muncul sikap bermusuhan, maka konflik berubah menjadi konflik yang dirasakan (felt conflict). Selanjutnya, konflik yang telah disadari dan dirasakan keberadaannya itu akan berubah menjadi konflik yang nyata, jika pihak-pihak yang terlibat
Untuk menangani konflik yg terjadi seseorang perlu bersikap empati,yaitu bisa memahami keadaan sebagaimana yang di lihat oleh para pelaku penting yang terlibat konflik.
Manajer atau Pimpinan harus proaktif untuk mengidentifikasikan keberadaan kondisi tersebut dalam organisasinya.Untuk itulah maka manajer harus memiliki kemampuan untuk mengelola konflik sehingga konflik tidak menjadi factor yang mengancam keberlangsungan hidup organisasi.
Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi dari pemimpin yakni akan memberikan solusi yang terbaik .Sala satu kunci dalam tahapan pengambilan keputusan yaitu:
· Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasi permasalahan
· Tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif2 pemecahan masalah
· Tahap melaksanakan kuputusan melaporkan hasil
nama : eko harmiko
npm : 10108684
kls : 2KA02
KONFLIK DALAM SUATU ORGANISASI
Organisasi sebagai suatu sistem terdiri dari komponen-komponen (subsistem) yang saling berkaitan atau saling tergantung (interdependence) satu sama lain dan dalam proses kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Sub-subsistem yang saling tergantung itu adalah tujuan dan nilai-nilai (goals and values subsystem), teknikal (technical subsystem), manajerial (managerial subsystem), psikososial (psychosocial subsystem), dan subsistem struktur (structural subsystem).
Dalam proses interaksi antara suatu subsistem dengan subsistem lainnya tidak ada jaminan akan selalu terjadi kesesuaian atau kecocokan antara individu pelaksananya. Setiap saat ketegangan dapat saja muncul, baik antarindividu maupun antarkelompok dalam organisasi. Banyak faktor yang melatarbelakangi munculnya ketidakcocokan atau ketegangan, antara lain: sifat-sifat pribadi yang berbeda, perbedaan kepentingan, komunikasi yang “buruk”, perbedaan nilai, dan sebagainya. Perbedaan-perbedaan inilah yang akhirnya membawa organisasi ke dalam suasana konflik. Agar organisasi dapat tampil efektif, maka individu dan kelompok yang saling tergantung itu harus menciptakan hubungan kerja yang saling mendukung satu sama lain, menuju pencapaian tujuan organisasi., selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing-masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri-sendiri dan tidak saling bekerjasama satu sama lain. Konflik dapat menjadi masalah yang serius dalam setiap organisasi, tanpa peduli apapun bentuk dan tingkat kompleksitas organisasi tersebut. Konflik tersebut mungkin tidak membawa “kamatian” bagi organisasi, tetapi pasti dapat menurunkan kinerja organisasi yang bersangkutan, jika konflik tersebut dibiarkan berlarut-larut tanpa penyelesaian. Karena itu keahlian untuk mengelola konflik sangat diperlukan bagi setiap pimpinan atau manajer organisasi.
Solusi merupakan tindakan memberi respon terhadap masalah untuk menekan timbulnya hal-hal yang yang tidak di inginkan.Penting nya pemecahan masalah bukan di dasarkan pada jumlah waktu yang dihabiskan tetapi pada konsekuensinya.
nama : eko harmiko
npm : 10108684
kls : 2KA02
Dalam proses interaksi antara suatu subsistem dengan subsistem lainnya tidak ada jaminan akan selalu terjadi kesesuaian atau kecocokan antara individu pelaksananya. Setiap saat ketegangan dapat saja muncul, baik antarindividu maupun antarkelompok dalam organisasi. Banyak faktor yang melatarbelakangi munculnya ketidakcocokan atau ketegangan, antara lain: sifat-sifat pribadi yang berbeda, perbedaan kepentingan, komunikasi yang “buruk”, perbedaan nilai, dan sebagainya. Perbedaan-perbedaan inilah yang akhirnya membawa organisasi ke dalam suasana konflik. Agar organisasi dapat tampil efektif, maka individu dan kelompok yang saling tergantung itu harus menciptakan hubungan kerja yang saling mendukung satu sama lain, menuju pencapaian tujuan organisasi., selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing-masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri-sendiri dan tidak saling bekerjasama satu sama lain. Konflik dapat menjadi masalah yang serius dalam setiap organisasi, tanpa peduli apapun bentuk dan tingkat kompleksitas organisasi tersebut. Konflik tersebut mungkin tidak membawa “kamatian” bagi organisasi, tetapi pasti dapat menurunkan kinerja organisasi yang bersangkutan, jika konflik tersebut dibiarkan berlarut-larut tanpa penyelesaian. Karena itu keahlian untuk mengelola konflik sangat diperlukan bagi setiap pimpinan atau manajer organisasi.
Solusi merupakan tindakan memberi respon terhadap masalah untuk menekan timbulnya hal-hal yang yang tidak di inginkan.Penting nya pemecahan masalah bukan di dasarkan pada jumlah waktu yang dihabiskan tetapi pada konsekuensinya.
nama : eko harmiko
npm : 10108684
kls : 2KA02
Tuesday, October 20, 2009
Ketika Profesionalisme Dipertanyakan dalam suatu organisasi
Profesionalisme dalam suatu badan,organisasi ,ataupun lembaga sangatlah penting sekali karena perofesionalisme salah satu syarat agar organisasi tersebut dapat berkembang dan mengalami kemajuan.
Profesionalisme merupakan suatu keahlian khusus yang dimiliki seseorang ,dimana seseorang dituntut untuk memiliki dedikasi dan kinerja yang baik di bidang nya
Profesionalisme merupakan suatu keahlian khusus yang dimiliki seseorang ,dimana seseorang dituntut untuk memiliki dedikasi dan kinerja yang baik di bidang nya
Syarat berdirinya suatu organisasi
ORGANISASI BERORIENTASI HASIL
1. Nilai VISI
Berdirinya suatu organisasi yaitu harus mempunyai VISI ,dimana VISI tersebut berfungsi untuk menjalankan MISI atau dengan kata lain VISI merupakan suatu cara untuk menjalankan MISI.
2. MISI
Merupakan tujuan utama yang ingin di capai oleh suatu organisasi yang berdiri.
3. ATURAN
Merupakan suatu prosedur atau pun komitmen yang telah di sepakati bersama yang di maksudkan agar suatu VISI atau pun MISI yang di lakukan dapat berjalan dengan baik,aturan disini dapat berupa aturan tertulis dan aturan tidak tertulis
4. PROFESIONALISME
Merupakan kinerja atau pun dedikasi dari orang-orang yang ikut ambil bagian dalam organisasi tersebut,dimana seseorang dituntut untuk bekerja secara profesional
5. INSENTIF
Insentif didapat ,dimana ketika seseorang bisa menunjukan profesionalitas nya dan dapat di pertanggungjawabkan atas apa yang telah di kerjakan.
6. SUMBER DAYA
Merupakan segala sesuatu yang dapat di dayagunakan ,di manfaatkan untuk menunjang/mendukung berjalannya suatu organisasi untuk mencapai hasil yang maksimal.
7. RENCANA KERJA
Merupakan suatu bentuk program kerja yang telah disepakati bersama oleh seluruh partisipan .
Jadi, jika semua syarat di atas dapat di penuhi maka suatu organisasi tersebut dapat mengalami berkembangan yang baik dan mendapatkan kemajuan
1. Nilai VISI
Berdirinya suatu organisasi yaitu harus mempunyai VISI ,dimana VISI tersebut berfungsi untuk menjalankan MISI atau dengan kata lain VISI merupakan suatu cara untuk menjalankan MISI.
2. MISI
Merupakan tujuan utama yang ingin di capai oleh suatu organisasi yang berdiri.
3. ATURAN
Merupakan suatu prosedur atau pun komitmen yang telah di sepakati bersama yang di maksudkan agar suatu VISI atau pun MISI yang di lakukan dapat berjalan dengan baik,aturan disini dapat berupa aturan tertulis dan aturan tidak tertulis
4. PROFESIONALISME
Merupakan kinerja atau pun dedikasi dari orang-orang yang ikut ambil bagian dalam organisasi tersebut,dimana seseorang dituntut untuk bekerja secara profesional
5. INSENTIF
Insentif didapat ,dimana ketika seseorang bisa menunjukan profesionalitas nya dan dapat di pertanggungjawabkan atas apa yang telah di kerjakan.
6. SUMBER DAYA
Merupakan segala sesuatu yang dapat di dayagunakan ,di manfaatkan untuk menunjang/mendukung berjalannya suatu organisasi untuk mencapai hasil yang maksimal.
7. RENCANA KERJA
Merupakan suatu bentuk program kerja yang telah disepakati bersama oleh seluruh partisipan .
Jadi, jika semua syarat di atas dapat di penuhi maka suatu organisasi tersebut dapat mengalami berkembangan yang baik dan mendapatkan kemajuan
Monday, October 19, 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)